Parade Malang Flower Carnival (MFC) 2015 kembali digelar untuk yang ke-5 kalinya, Minggu, (23/08/2015). Berpusat di kawasan Simpang Balapan Ijen, Kota Malang, kegiatan ini menjadi ajang hiburan warga Malang untuk kesekian kalinya di bulan Agustus 2015.
World Class Carnival, tema yang diusung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang ini terbilang cukup ‘berani’. Hal ini mendapat tanggapan dari perwakilan Kementerian Pariwisata RI, “Karnaval kelas dunia, jadi selamat pak Wali Kota sudah siap dengan World Calss. Masyarakatnya harus siap ya. Semoga karnaval ini menjadi pemicu pertumbuhan pariwisata, ekonomi setempat dan menggerakkan kreativitas,” kata Tasbir, SH., Asisten Deputi Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata RI.
Karnaval dengan ciri khas kostum bunga ini secara rutin digelar Disbudpar Kota Malang bekerjasama dengan Tata Busana Universitas Negeri Malang, Malang Flower Carnival Community serta peran serta masyarakat. Parade kali ini diikuti oleh 157 peserta: 40 peserta kategori anak, dan kategori umum 117 peserta. Karena, ada unsur kompetisi, MFC 2015 menyiapkan hadiah sekitar Rp.31.500.000,-“
Meski terkesan mewah dan glamor, bahan yang digunakan dalam MFC kali ini banyak dibuat dari bahan limbah maupun sisa pakai. Sehingga event ini juga ramah lingkungan.” kata Ida Ayu Made Wahyuni, Kepada Disbudpar Kota Malang.
Beberapa penghargaan yang telah diraih MFC, kata Ayu, di antaranya: Tahun 2012 sebagai penyelenggara karnaval terbaik di Indonesia (Kemenpar Kreatif RI), Peserta Undangan Terbaik (1,2,3) di Malioboro Carnival Jogja Fashion Week 2013, Juara 1 nasional Festival Tari Nusantara di Singkawang pada 2014, serta mewakili Indonesia di Moscow, Taipei, Hongkong & Tokyo: The Best Perform untuk Seni Tradisional pada 2014. Dan pada 2015 ini kembali mewakili Indonesia di Festival Budaya & Pariwisata Internasional di London, Guangzhou, serta Hongkong.
Di event MFC 2015, Kota Malang sekaligus meluncurkan City Branding nya ‘Beautiful Malang’. Termasuk pemberian penghargaan kepada Wali Kota Malang dari Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia (LKNI) sebagai Pembina Seni Budaya dan Pariwisata Daerah.