Warga Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Kembali melakukan demo menolak satu arah dan mendesak Walikota Malang memberlakukan kembali jalur dua arah. Karena tuntutannya tidak digubris, akhirnya ratusan massa secara beramai-ramai mendatangi Balaikota Malang dengan membawa hadiah berupa replica “bom” yang siap meledak, Kamis (16/10) siang.
Dalam replika bom itu tertulis, “Demi 2 Arah, Aku Rela Mati”. “Bom waktu ini adalah hadiah sekaligus sebagai kritik atas kebijakan Pemerintah Kota Malang yang mengeluarkan Perwal Nomor 35 Tahun 2013 soal jalur satu arah di lingkar Universitas Brawijaya,” kata Ferri Al-Kaffi, juru bicara warga Kelurahan Penanggungan, di sela-sela aksi.
Kali ini kedatangan warga ke Balaikota guna menemui Walikota Malang HM Anton untuk menyerahkan secara langsung sebanyak 55 stempel, yang terdiri dari 46 stempel RT, 8 stempel RW dan satu stempel LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kota) Kelurahan Penanggungan.
Sayangnya, Walikota yang akrab dipanggil Abah Anton tersebut tidak ada di kantor sehingga massa hanya ditemui oleh Asisten II Pemkot Malang Hadi Santoso dan Kasatpol PP Kota Malang HM Subkhan
Perwakilan warga, Fery Al Kahfi mengatakan kedatangannya ke Balaikota Malang menyerahkan semua stempel RT dan RW serta LPMK Penanggungan tersebut merupakan bentuk protes warga mengenai kebijakan jalur satu arah tersebut.
“Stempel kami serahkan ke Pemkot Malang sehingga kalau ada urusan dengan RT atau RW silahkan langsung datang ke Walikota Malang, karena stempelnya sudah kami serahkan semua,” kata Feri mengenai kebulatan sikap warga tersebut.
Sementra itu, Asisten II Pemkot Malang, Hadi Santoso yang menerima puluhan stempel tersebut mengatakan akan melaporkan hal itu pada Walikota Malang. “Ini akan kami sampaikan ke pimpinan,” katanya. (sisc@)