Rakor Perkembangan Politik Pasca Pemilu Serentak Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Kota Malang yang telah dinobatkan menjadi kota paling kondusif di Jawa Timur oleh KPU Jawa Timur pasca Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 17 April 2019 kemarin, tidak serta merta membuat Kota Malang bersantai. Kondisi keamanan dan kenyamanan yang tercipta pun terus dipupuk melalui berbagai peningkatan kewaspadaan.

 

Hal itu disampaikan Wali Kota Malang Sutiaji saat hadir dalam Rakor Perkembangan Politik Pasca Pemilu Serentak Dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Kota Malang Tahun 2019 yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang, Rabu (31/7/2019) kemarin malam di Hotel Aria Gajayana.

Dalam kesempatan itu, Sutiaji menyampaikan jika kerukunan antar umat yang terjalin di kota pendidikan ini telah diakui di dalam maupun luar negeri. Sehingga, sederet bentuk aksi radikalisme yang muncul dapat segera diatasi secara bersama melalui hubungan yang terjalin antar semua unsur.

“Keamanan dan kondusivitas Kota Malang sudah diakui. Tapi kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan,” katanya.

Karena dengan perkembangan media sosial, lanjutnya, kondisi yang ada di sebuah daerah dapat terpantau di mana pun. Kegaduhan akan dengan mudah menyebar ke beberapa daerah begitu isu-isu tak sedap mencuat. Itu sebabnya, penguatan dalam pemanfaatan media sosial dia nilai juga harus terus diingatkan.

Mengingat, lanjut Sutiaji, Kota Malang tak jarang dijadikan sebagai uji coba upaya penekanan keamanan melalui beberapa isu tak sedap. Seperti isu radikalisme yang sempat mencuat beberapa saat lalu misalnya. Meski begitu, seluruh unsur keamanan hingga masysarakat terus bersama menepis bibit radikalisme tersebut.

Sehingga, dia mendorong agar kerukunan umat antar dan inter beragama terus dikuatkan. Karena jika ada celah yang membuat lengah, secara otomatis akan membuat radikalisme menyusup dan memberi dampak negatif dalam keamanan yang sudah terjalin dengan baik.

“Kami sangat berterimakasih atas kerukunan yang terjalin dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), keamanan, dan komunitas masyarakat,” jelasnya lagi.

Walikota Malang Sutiaji juga menyampaikan jika pasca Pemilu 2019, Kota Malang menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik. Selain tidak ada perselisihan pendapat berkaitan dengan hasil Pemilu, angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu juga meningkat. Dari yang sebelumnya 67 persen dalam Pilkada menjadi 87 persen dalam Pemilu.

Hal itu menurutnya menunjukkan jika kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak suara semakin tinggi. Selain itu, pendidikan politik yang diberikan selama ini sudah sangat efektif dan berhasil. Sehingga, dia optimis angka partisipasi politik di Kota Malang dalam pemilu akan terus meroket.

Meski begitu, Sutiaji berharap agar seluruh partai politik dan masyarakat tetap bersatu meski proses Pemilu telah usai. Karena pasca pemilu, dipastikan masih berkembang pesat berbagai informasi yang dinilai perlu untuk ditindaklanjuti lebih jauh agar tidak menimbulkan polemik baru.

“Saya harap seluruh partai politik dan unsur yang ada tetap bergandengan tangan. Jangan ketika pemilu selesai langsung ditinggal saja, seolah gawenya sudah selesai. Pasca pemilu tetap harus dikawal,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kota Malang Zulkifli Amrizal menambahkan, rapat koordinasi yang melibatkan berbagai unsur masyarakat tersebut bertujuan membangun pola kerjasama antar elemen dalam meningkatkan kewaspadaan bersama. Sehingga, kerukunan dan keamanan yang terbentuk selama ini tetap berada pada jalurnya.

“Selain untuk mengevaluasi proses Pemilu juga untuk menjadikan wadah koordinasi terkait kondisi di Kota Malang,” jelas Zul.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top