Rasa nasionalisme masyarakat Indonesia saat ini tengah menghadapi ujian dan kerap terpicu perselisihan antar sesama. Hal itu terjadi karena makin maraknya paham-paham antiPancasila yang digaungkan beberapa pihak.
Hal itu disampaikan Kasdim 0833/Kota Malang Mayor Kavaleri Suprapto saat memberikan sambutan di acara Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dengan topik ‘Nasionalisme Indonesia Meneguhkan Komitmen Kebangsaan dalam Rangka Menangkal Radikalisme’ di Hotel Ubud Kota Malang, Senin (28/8/2017).
Dalam ulasannya, dalil berdasar keagamaan di Indonesia sudah terjadi sejak dari NII yang lahir pada 7 Agustus 1949 lalu dilanjutkan oleh DI TII.
“Meskipun sudah dilarang, namun warna gerakan seperti itu masih banyak bergerak di Indonesia,” katanya, Senin (28/8/2017).
“Doktrin agama digunakan untuk melegitimasi yang berdasarkan ideologi politik. Sejak itu NKRI disebut kafir,” tulisnya dalam slide yang dipaparkan.
Masyarakat yang terperosok masuk ke dalam golongan seperti cenderung karena ketidak-tahuan agama. Selanjutnya, semangat berlebihan sehingga keliru menilai perilaku umat beragama dan ya g terakhir adanya pengaruh dari luar negeri.
Di Kota Malang sendiri, maupun kawasan Malang Raya kerap dijadikan tempat menyusun strategi para kelompok teroris.
Suprapto mengatakan Malang dipilah sebagai tempat persinggahan karena Malang dianggap menjadi temlat paling aman.
“Malang ini miniaturnya Indonesia. Banuak orang datang ke sini sehingga menjadi temlat aman bagi kelompok teroris tapi eksekusinya di tempat lain,” lanjutnya.
Untum itu, Suprapto meminta agar peran aktif nasyarakat untuk menangkal kelompok-kelompok yang memiliki cita-cita meruntuhkan nasionalisme.
Sementara itu, KBO Intelkam Polres Malang Kota Iptu Fajar memaparkan di Kota Malang ada kelompok dari mahasiswa uang beraliansi dengan kemerdekaan Papua. Menurutnya hal itu tidak dibenarkan karena Papua bagian dari NKRI.
“Intinya mereka ingin merdeka,” tegasnya.
Senada dengan Suprapto, pihak Polri juga intens koordinasi dengan para tokoh agama dan masyarakat sehingga paham yang bertentangan dengan Pancasila tidak sampai berkembang. Di sisi lain, Fajar juga menyerukan agar menghindari kekerasan.
“Menghalalkan cara-cara kekerasan itu tidak dibenarkan. Tidak dengan kekerasan untuk perubahan namun kita harus saling menyatu,” ujarnya.
Ketua Umum Ikatang Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Malang Raya Ribas Khirlambang yang turut hadir dalam kegiatan itu menyambut positif upaya meningkatkan nasionalisme. Menurutnya, upaya-upaya itu perlu digalakkan lebih jauh dan menyasar pada anak-anak muda juga.
“Anak-anak muda harus dibekali jiwa nasionalisme karena mereka adalah generasi penerus,” ujarnya.
Mengomentari fenomena saat ini yang cenderung menggambarkan pertentangan, Rinas beranggapan agar kelompok muda tidak ikut tersulut oleh provokasi-provokasi pemecah belah persatuan. Di sisi lain ia juga mengaku lebih berhati-hati menggunakan sosial media karena di sana banyak tersiar informasi yang beragam.
Sumber: suryamalang.tribunnews.com