Wali Kota Malang M Anton mengeluarkan surat edaran (SE) kepada seluruh orang tua siswa agar mematikan televisi selama dua jam setiap hari dimulai sekitar pukul 17.00 WIB sebelum salat magrib hingga seusai salat isya atau sekitar pukul 19.00 WIB.
Walikota Malang menyatakan, gerakan moral ini dibangun menjaga dan mendidik generasi baru di Kota Malang agar lebih bermartabat. “Saat mematikan televisi bisa dimanfaatkan untuk belajar dan beribadah bersama keluarga,” ungkapnya, kemarin.
Orang nomor satu di Pemkot Malang tersebut menegaskan, bagi pelajar yang beragama Islam, mereka bisa memanfaatkan waktu dua jam tersebut untuk melakukan salat berjamaah, mengaji, dan belajar bersama keluarga. Begitu pula bagi pelajar nonmuslim, waktu mematikan televisi bisa digunakan untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing dan belajar bersama keluarga.
Selain itu, bisa menjadi ruang bersama di dalam keluarga untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi. Anton menuturkan, pendidikan di Kota Malang akan terus ditingkatkan. Termasuk dari sisi pemberian anggaran melalui APBD. Mulai tahun depan, setiap siswa dari berbagai jenjang pendidikan akan mendapatkan bantuan seragam sekolah dari kelas I-III. Selama ini bantuan seragam hanya untuk kelas I saja.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah menyatakan, gerakan moral mematikan televisi selama dua jam setiap hari tersebut merupakan bagian dari inovasi pembangunan pendidikan.
Surat edaran kepada orang tua, sekolah, dan para guru, untuk mematikan televisi tersebut sudah disampaikan langsung. “Harapannya selama dimatikan televisinya, para pelajar bukan hanya bisa melakukan ibadah bersama keluarga, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk belajar,” katanya.
Nanti gerakan moral ini akan terus dievaluasi untuk menjaga agar prosesnya biusa berjalan baik. Evaluasi ini bisa dilakukan oleh para pengawas, kepala sekolah, guru, dan melalui angket yang diedarkan kepada para orang tua murid. Zubaidah mengaku selama 30 bulan terakhir, para pelajar di Kota Malang mampu menorehkan 86 prestasi di tingkat nasional dan internasional. Prestasi baik di bidang akademik dan nonakademik ini diharapkan akan bisa ditingkatkan dengan terlaksanakannya gerakan moral mematikan televisi untuk ibadah dan belajar.