Puluhan warga Malang yang tergabung dalam Komunitas Peduli Malang menggelar aksi damai simpatik “500 lilin untuk Yuyun, Indonesia Berduka Stop Kekerasan Seksual, Save Children” di depan Balai Kota Malang, Sabtu, (7/5/2016) malam.
Koordinator acara dari ASLI Malang, Ayah Apant, Sabtu malam mengemukakan aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas tewasnya Yuyun (14), siswi SMP asal Rejang Lebong, Bengkulu yang meninggal setelah diperkosa dan dibunuh oleh 14 pemuda.
“Acara ini digelar sebagai bentuk kepedulian kita terhadap maraknya pelecehan seksual bagi anak gadis dibawah umur. Sangat miris sekali. Semoga dikota Malang yang merupakan kota pendidikan dan kota bermartabat kejadian tersebut tidak sampai terjadi,” katanya.
Sementara itu, perwakilan dari Lembaga Perlindungan Anak Kota Malang Yuyun menambahkan kasus pelecehan pada perempuan juga kerap terjadi di Kota Malang, namun keluarga enggan untuk mengungkapkannya dengan alasan malu. “Sebenarnya ada kasus serupa di Kota Malang. Kota ini sebagai kota layak anak, dan ini harus bisa lebih terkontrol,” katanya.
Acara solidaritas itu dikemas dengan kegiatan “Im With Yuyun”. Mereka mengajak warga Malang untuk lebih peduli pada nasib perempuan serta waspada terhadap berbagai pelecehan seksual bisa saja terjadi, khususnya pada anak-anak.
Selain menyalakan lilin, acara yang digelar di depan Gedung Balai Kota Malang tersebut juga dikemas dengan kegiatan doa bersama untuk Yuyun, serta pembacaan puisi.
Silvi, salah seorang anggota Komunitas Peduli Malang membacakan puisi. Karya sastra yang dibacanya menceritakan kejadian yang menimpa Yuyun.
“Saya hanya ingin sekolah, tapi ketika saya pulang sekolah, saya ditemui oleh pemuda-pemuda yang dua di antaranya adalah kakak kelas saya. Saya merasa takut karena mereka menyeret saya, mengikat tangan saya dan memperlakukan saya seperti binatang,” kata Silvi.