Wartawan Demo Tuntut Tuntaskan Kasus Kekerasan Pada Jurnalis

Puluhan wartawan yang tergabung dalam Koalisi Jurnalis dan Persma Malang Raya yang terdiri dari AJI Malang, IJTI Korda Malang Raya, PFI Malang, dan PPMI Malang memperingati hari menggelar aksi peringatan World Press Freedom Day 2016 atau Hari Kebebasan Pers kebebasan pers internasional di depan Balaikota Malang, Selasa (3/5/2016).

IMG-20160507-WA0016

Aksi yang di ikuti sekitar 50 orang dipimpin oleh Ainun dan Hari Istiyawan. dalam aksinya mereka membawa sejumlah poster yang bertuliskan Tuntaskan kasus kekerasan pada jurnalis, Jurnalis Indonesia dilindungi UU Pers,Lawan kekerasan pada jurnalis, Lindungi !!! Jangan dipukuli !!! serta membawa beberapa simbolik bola terpasang rantai, serta kurungan hitam yang terisi ID card para awak jurnalis.

Ketua AJI Malang, Hari Istiawan mengatakan di Indonesia kebebasan pers dijamin melalui undang-undang nomor 40 tahun 1989 tentang pers. “Faktanya pers di Indonesua masih belum bebas dari berbagai ancaman,” ujarnya saat berorasi.

Menurutnya jurnalis masih menjadi profesi yang paling berbahaya karena masih sering mendapat intimidasi saat melakukan kerja jurnalistik “Di Malang Raya, aksi intimidasi dan penyitaan alat kerja juga dialami oleh dua jurnalis yakni Nurlayla Ratri dan Darmono (jurnalis dan pewarta foto Radar Malang). Keduanya sempat diinterogasi oleh aparat, dan disita alat kerjanya saat meliput jatuhnya pesawat Super Tucano pada 12 Februari 2016 lalu,” imbuhnya.

Rangkaian aksi intimidasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui aparat penegak hukum itu menambah daftar panjang kekerasan yang dialami oleh jurnalis. Negara, melalui aparat penegak hukum terus menjalankan praktik impunitas, melindungi para pelaku kekerasan dan pembunuhan terhadap jurnalis dari jeratan hukum.

“Sejak 1996 hingga sekarang, sedikitnya ada 8 kasus pembunuhan dan kematian misterius jurnalis yang belum diusut tuntas oleh polisi. Pembunuhan jurnalis Fuad Muhamad Syarifudin alias Udin (Udin tewas dianiaya orang tidak dikenal pada 16 Agustus 1996) hingga kini gagal diungkap polisi. Hal itu lebih diakibatkan tidak adanya kemauan polisi untuk mengungkapkan dan menangkap pembunuh Udin,” tukasnya.

Dalam aksi ini Wawali Kota Malang, Soetiaji menemui massa dan mengucapkan Selamat Hari Pers Internasional dan saya selaku Wakil Wali Kota Malang akan menjadi garis terdepan bagi Pers.

Sutiaji menjelaskan bahwa pada tahun anggaran 2017 akan membuat Website secara Online yang dapat media monitor terkait semua anggaran dan perundang-undangan dan kami tidak akan menutupi sekecil apapun yg ada didalam Pemerintahan Kota Malang.

Terimakasih atas teguran dan saran dari rekan media, kedepan kami akan lebih terbuka dan apabila terjadi kekerasan terhadap rekan wartawan segera laporkan kepada pihak berwajib.

Exit mobile version