Musim kemarau pada tahun ini, sejumlah RT diwilayah Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, mengalami krisis air bersih karena debit air yang memasok dua tandon di kawasan itu mulai menyusut Dua tandon tersebut berada di kawasan RT 2 dan RT 3 Kelurahan Buring. (Baca juga:Ada Keluhan PDAM ? SMS Saja)
Menurut laporan anggota Pamwil Bakesbangpol kondisi terparah di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang, terkait krisis air bersih tersebut adalah RW 07 karena debit air yang memasok tandon di wilayah itu terus menyusut, bahkan ketika musim kemarau, sumber air di kawasan itu juga mengering.
Lantaran penyusutan tersebut, sebanyak 250 kepala keluarga waspada akan kesulitan air bersih pada musim kemarau. Sebanyak 150 KK berada di kawasan RT 6 dan RT 2 dengan tandon berada di RT 2. Sebanyak 100 KK lainnya berada di kawasan RT 3 dan RT 5.
Lurah Buring, Agus Riwahyudi, Selasa mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan ketua RW yang wilayahnya mengalami krisis air bersih. “Saya minta ketua RW yang wilayahnya mengalami krisis air bersih segera membuat laporan agar segera bisa diusulkan untuk mendapatkan bantuan pasokan dari PDAM,” katanya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, J Hartono
mengatakan saat ini BPBD sudah berkoordinasi dengan PDAM dan meminta PDAM untuk memasok air bersih ke wilayah itu.
Menurut warga pada musim kemarau wilayah Kelurahan Buring, selalu mengalami kekeringan dan krisis air bersih karena belum ada aliran air dari jaringan PDAM. Wilayah Buring masih sulit dijangkau jaringan PDAM karena daerahnya berada di dataran tinggi (perbukitan).
Hal senada diungkapkan Abdul Hamid, sudah sejak satu bulan lalu pasokan air ke rumah-rumah dikurangi. Aliran air dari tendon digilir tiga hari hidup, tiga hari mati. Sehingga, warga harus berhemat agar saat tidak mendapat giliran, kebutuhan air bersih tetap terpenuhi.
Dikatakan lebih lanjut oleh Hamid, biasanya bila kebutuhan air berkurang, warga membeli air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Satu rumah membeli satu tanki atau 4.000 liter air dengan harga Rp 150 ribu. Pasokan air segitu, mampu memenuhi kebutuhan warga selama satu bulan.