Puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa, di mulai dari BRI Kawi menuju kampus IKIP Budi Utomo Malang, Senin (8/6/2015). Aksi ini dipicu penonaktifan kampus mereka oleh Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) bersama 18 kampus lainnya di Jawa Timur.
Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Benteng Kampus IKIP Budi Utomo Malang (AMBEK IBU) ini menuntut kampus untuk segera berbenah. Sebab, mereka khawatir ijazah menjadi ilegal dan tidak diakui oleh Dikti.
Koordinator aksi, Matjuri menuntut pihak kampus membenahi segala kekurangan agar bisa aktif kembali. Selain itu, mahasiswa juga menuntut pihak kampus membenahi program-program agar tidak bertentangan dengan aturan Dikti.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa ditemui langsung oleh staf Humas IKIP Budi Utomo Ali Badar dari bagian kemahasiswaan IKIP Budi Utomo. mengatakan, Rektor IKIP Budi Utomo, Nur Cholis Sunuyeko kini tengah melakukan klarifikasi ke Kopertis (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta) di Surabaya.
Menurut Ali, di kampusnya tidak ada konflik, dan laporan akademik juga 100 persen. Namun, rasio dosen yang dipermasalahkan, tapi itu data tahun lalu. “Saat ini dosen di IKIP Budi Utomo sebanyak 23 orang. Namun data yang ada di Dikti menyebut kampus itu hanya memiliki sembilan dosen,” kata Ali Badar, Senin (8/6/2015).