Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bahwa Kota Malang menyandang predikat sebagai salah satu kota yang nyaman untuk berbagai hal. Tetapi disisi lain kewaspadaan harus tetap ada karena apapun bisa terjadi, seperti halnya masuknya ajaran atau paham-paham radikal yang saat ini sedang marak diperbincangkan yaitu ajaran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Karena sudah merasa nyaman terkadang masyarakat menjadi terlena dan lalai. Apalagi penduduk Kota Malang yang heterogen, seperti halnya banyak pelajar dan pekerja yang berasal dari luar Malang bahkan luar pulau Jawa. Oleh sebab itulah kita hendaknya selalu waspada dan tetap menjaga tali silaturahmi sebaik mungkin.
Hal itulah yang disampaikan oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton dalam acara Silaturahmi dan Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam oleh Wali Kota Malang dan Forum Pimpinan Daerah (Forpinda) Kota Malang di aula SMA Negeri 1 Kota Malang, Jum’at (22/08). Melalui guru agama diharapkan dapat mencegah dan menangkal masuknya ajaran ISIS.
“Kalangan mahasiswa yang cenderung idealis juga rawan dimasuki ajaran-ajaran sesat. Bagi warga masyarakat jangan terlena dan tergiur dengan kebutuhan sesaat seperti halnya uang, akhirnya lengah dan terjerat ajaran radikal. Misalnya saja ada orang yang mau mengontrak rumah kita dengan harga mahal. Kita harus hati-hati dengan hal tersebut, dan kita harus tahu siapa seseorang itu,” jelas pria yang akrab disapa Abah Anton itu.
Abah Anton menambahkan, kita juga jangan terpengaruh penampilan seseorang yang keren atau alim. “Bagi guru agama, siswa harus diberi pembinaan yang lembut agar lebih mengena. Kita harus waspada, karena ada kabar kalau salah satu pemimpin ISIS dari Malang. Mari terus kita jaga keamanan dan situasi kondusif Kota Malang ini,” ajak Abah Anton.
Terpisah, Wahyu Hariyanto selaku Kabid Kewaspadaan Dini Bakesbangpol menyampaikan bahwa guru agama dipandang sangat perlu untuk tahu tentang ISIS. “Para guru agama harus bisa mengajarkan Islam dengan baik dan benar. Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan,” ungkapnya.
Menurut Wahyu, dengan pemahaman agama yang kuat dan benar, diharapkan anak didik kita dalam bersikap dan perbuatan tidak melenceng dari ajaran agama. “NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, red) harga mati. Dan ISIS bertentangan dengan agama Islam,” tegasnya.
Dalam gelaran ini turut hadir pula Kepala Bidang Kewaspadaan Daerah Bakesbangpol, Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Kepala Kementerian Agama Kota Malang, Dandim 0833, perwakilan dari Mapolres Malang Kota, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kurang lebih 300 guru agama dari jenjang SD sampai SMA/sederajat se-Kota Malang mengikuti acara ini. (say/yof)